Tuesday, January 26, 2016

SOAL-SOAL K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)

1.      Jelaskan hakekat dan pengertian kesehatan dan keselamatan kerja (k3) !
Jawab: kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan –gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan.
Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan
Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik.
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
2.       Jelaskan tujuan k3
Jawab:  Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut:
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.
3.            jelaskan sebab-sebab terjadinya kecelakaan dalam bekerja !
Jawab:  1. Faktor manusia
Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kesalahan manusia diantaranya:

a. Ketidaktahuan
Dalam menjalankan mesin-mesin dan peralatan otomotif diperlukan pengetahuan yang cukup oleh teknisi.Apabila tidak maka dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja. Pengetahuan dari operator dalam menjalankan peralatan kerja, memahami karakter dari masing-masing mesin dan sebagainya, menjadi hal yang sangat penting, mengingat apabila hal tersebut asal-asalan, maka akan membahayakan peralatan dan manusia itu sendiri. 

b. Kemampuan yang kurang
Tingkat pendidikan teknisi otomotif sangat dibutuhkan untuk proses produksi dan proses maintenance atau perawatan. Orang yang memiliki kemampuan tinggi biasanya akan bekerja dengan lebih baik serta memperhatikan faktor keslamatan kerja pada pekerjannya. Oleh sebab itu, untuk selalu mengasah kemampuan akan menjadi lebih baik.

c. Ketrampilan yang kurang
Setelah kemampuan pengetahuan teknisi baik, maka diperlukan latihan secara terus-menerus.Hal ini untuk lebih selalu mengembangkan ketrampilan gunasemakin meminimalkan kesalahan dalam bekerja dan mengurangi angka kecelakaan kerja.Di dunia keteknikan, kegiatan latihan ini sering disebut dengan training.

d. Konsentrasi yang kurang Dalam melaksanakan pekerjaan dituntut konsentrasi tinggi.
Mesin-mesin yang beroperasi, berputar, atau bergerak tidak memiliki toleransi apabila kita salah dalam mengoperasikan atau menjalankan mesin tersebut.Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi manusia, seperti masalah pribadi atau keluarga, tekanan ekonomi, maupun faktor-faktor yang datangnya dari lingkungan seperti kondisi ruangan yang panas, atau terlalu dingin, suara yang berisik, mesin yang bising dan lain sebagainya.Oleh karena itu, faktor psikologis manusia dan lingkungan harus dikondisikan agar manusia nyaman dalam bekerja sehingga mengurangi angka kecelakaan kerja.
                        
e. Bermain-main
Karakter seseorang yang suka bermain-main dalam bekerja, bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya angka kecelakaan kerja. Demikian juga dalam bekerja sering tergesa-gesa dan sembrono juga bisa menyebabkan kecelakaan kerja.Oleh karena itu, dalam setiap melakukan pekerjaan sebaiknya dilaksanakan dengan cermat, teliti, dan hati-hati agar keselamatan kerja selalu bisa terwujud.Terlebih lagi untuk pekerjaan yang menuntut adanya ketelitian, kesabaran dan kecermatan, tidak bisa dilaksanakan dengan berkerja sambil bermain.

f. Bekerja tanpa peralatan keselamatan
Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja.Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk melindungi pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan yang baru dilaksanakan.Dengan berkembangnya teknologi, saat ini telah dibuat peralatan keselamatan yang nyaman dan aman ketika digunakan.Perlatan keselamatan tersebut diantaranya pakaian kerja (wearpack), helm pengaman, kacamata, kacamata las, sarung tangan, sepatu kerja, masker penutup debu, penutup telinga dari kebisingan, tali pengaman untuk pekerja di ketinggian dan sebaginya.Terkadang orang yang sudah merasa mahir justru tidak menggunakan peralatan keselamatan, misal dalam mengelas tidak menggunakan topeng las. Hal ini sangatlah salah, pekerja yang mahir dan profesional justru selalu menggunakan peralatan keselamatan kerja untuk menjaga
kualitas pekerjaan yang terbaik serta keselamatan dan kesehatan dirinya selama bekerja.

g. Mengambil resiko yang tidak tepat
Karena tidak mau repot dalam bekerja, orang kadang melakukan hal-hal yang tidak mencerminkan tindakan yang selamat. Sebagai contoh, pekerja malas mengambil topeng las di rak keselamatan kerja, langsung mengelas tanpa pelindung mata. Tanpa di duga, ada percikan api las yang mengenai mata. Setelah dilakukan pengobatan, ternyata besarnya biaya pengobatan tidak sebanding dengan beberapa detik mengambil peralatan keselamatan kerja.Demikian juga dengan mesin, sudah tahu bahwa oli sudah waktunya diganti, karena hanya menyisakan pekerjaan sedikit saja, oli mesin tidak diganti. Ternyata dengan kualitas oli yang jelek, justru mesin menjadi panas (overheating) dan harus turun mesin,dengan biaya yang jauh lebih tinggi, ditambah tetap harus mengganti oli.

2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga andil dalam terjadinya kecelakaan kerja.

a. Tempat kerja yang tidak layak
Tempat kerja harus memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja, seperti ukuran ruangan tempat kerja, penerangan, ventilasi udara, suhu tempat kerja, lantai dan kebersihan luangan, kelistrikan ruang, pewarnaan, gudang dan lain sebagainya.Jika tempat kerja tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi.

b. Kondisi peralatan yang berbahaya
Mesin-mesin dan peralatan kerja pada dasarnya mengandung  bahaya dan menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya karena mesin atau peralatan yang berputar, bergerak, bergesekan, bergerak bolak-balik, belt atau sabuk yang berjalan, roda gigi yang bergerak, transmisi serta peralatan lainnya. Oleh karena itu, mesin dan perlatan yang potensial menyebabkan kecelakaan kerja harus diberi pelindung agar tidak membahayakan operator atau ,manusia.

c. Bahan-bahan dan peralatan yang bergerak
Pemindahan barang-barang yang berat atau yang berbahaya (mudah meledak, pelumas, dan lainnya) dari satu tempat ke tempat yang lain sangat memungkinkan terjadi kecelakaan kerja. Untuk menghindari kecelakaan kerja tersebut, perlu dilakukan pemikiran dan perhitungan yang matang, baik metode memindahkannya, alat yang digunakan, jalur yang akan di lalui, siapa yang bisa memindahkan dan lain sebagainya. Untuk bahan dan peralatan yang berat diperlukan alat bantu seperti forklift. Orang yang akan mengoperasikan alat bantu ini harus mengerti benar cara menggunakan forklift,  karena jika tidak, kemungkinan akan timbul kesalahan dan mengancam keselamatan lingkungan maupun tenaga kerja lainnya.

d. Transportasi 
Kecelakaan kerja yang diakibatkan dari penggunaan alat transportasi juga cukup banyak. Dari penggunaan alat yang tidak tepat (asal-asalan), beban yang berlebihan (overloading), jalan yang tidak baik (turunan, gelombang, licin, sempit), kecepatan kendaraan yang berlebihan, penempatan beban yang tidak baik, semuanya bisa berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja.
Upaya untuk mengatasi hal tersebut di atas, diantaranyaadalah memastikan jenis transportasi yang tepat dan aman, melaksanakan operasi sesuai dengan standart operational procedure (SOP), jalan yang cukup, penambahan tanda-tanda keselamatan, pembatasan kecepatan, jalur khusus untuk transportasi (misal dengan warna cat) dan lain sebagainya.
4.       Apasajakah sistematika pertolongan pertama yang dilakakukan ?jelaskan !
*      jawab:  1. Jangan Panik
o   Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

*      Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
o   Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.

*      Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
o   Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.

o   4.Pendarahan.
o   Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3 sampai 5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.

*      Perhatikan tanda-tanda shock.
o   Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.

*      Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
o   Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.

*      Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
o   Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
5.       Bagimanakah proses terjaadinya api berdasarkan konsep segitiga api?jelaskan cara memadamkan api !
Jawab:  Api adalah suatu reaksi berantai yang berjalan sangat cepat,  seimbang,  dan kontinyu antara tiga bahan pembentuk api,  yaitu Bahan Bakar,  Energi Panas,  dan Oksigen.  Api dan tiga elemen pembentuknya itu sering digambarkan berupa Segitiga Api  ( Fire Triangle ).  Fire Triangle adalah suatu Segitiga Sama Sisi,  di mana sisi-sisinya diberi nama masing-masing elemen pembentuk api :  Bahan Bakar ( Fuel ),  Energi Panas ( Heat ),  dan Oksigen ( Oxygen ).
                Cara Penguraian     

Metoda pemadaman kebakaran dengan cara penguraian dilakukan dengan cara memisahkan,  menyingkirkan,  atau menjauhkan bahan-bahan ataupun benda-benda yang mudah terbakar.  Contohnya,  misalnya terjadi kebakaran di gudang tekstil,  maka agar kebakaran tidak meluas,  tumpukan tekstil yang terdekat dengan arah menjalarnya api harus dibongkar dan disingkirkan / dijauhkan.   Tindakan tersebut biasa dilakukan berbarengan dengan Cara Pendinginan,  yaitu penyemprotan dengan air.

Cara penguraian ini biasa dilakukan dalam upaya pemadaman kebakaran di kota-kota,  khususnya pemadaman kebakaran di pemukiman padat bangunan atau pemadaman kebakaran di pasar-pasar.   Disamping melakukan pemadaman dengan pendinginan yaitu penyemprotan air,  maka sebagian bangunan rumah atau kios terdekat dengan arah menjalarnya api,  dirusak atau dirobohkan.  Tujuannya agar api kebakaran tidak menjalar lebih jauh ke bangunan-bangunan lainnya di pemukiman yang padat itu.

Cara penguraian juga biasa dilakukan untuk pemadaman kebakaran hutan.   Dalam hal ini perlu diperhatikan arah angin,  karena api kebakaran akan menjalar searah dengan arah angin.  Tindakan yang dilakukan yaitu dengan cara merobohkan pohon-pohon,  semak-semak atau alang-alang di area arah menjalarnya api.  Dengan cara tersebut api kebakaran hutan dapat dikendalikan.  Api akan padam atau berhenti menjalar karena tidak ada lagi bahan bakarnya.


Cara Pendinginan

Metoda pemadaman kebakaran dengan cara pendinginan dilakukan dengan penyemprotan air ke arah sumber api.  Alat yang digunakan adalah pompa-pompa air,  slang dan alat penyemprotnya atau nozzle.   Alat penyemprot air bermacam-macam jenisnya,  dan ada yang dilengkapi dengan alat pengaturan untuk menghasilkan pancaran air yang lurus atau pancaran air yang menyebar. 


Pancaran air yang lurus digunakan bila sumber api kebakaran terlihat dengan jelas,  misalnya bagian rumah yang terbakar yang berupa kayu atau bahan lain.  Sedangkan pancaran air yang menyebar digunakan bila sumber api kebakaran tidak diketahui dengan jelas karena tertutup asap tebal.  Pancaran menyebar dimaksudkan untuk pendinginan atau untuk mengurangi kadar panas agar api tidak menjalar ( mengurung sumber api kebakaran ).


Cara Isolasi

Metoda pemadaman kebakaran dengan Cara Isolasi bertujuan untuk mengurangi kadar oksigen di lokasi sumber api,  atau mencegah agar api tidak bereaksi dengan oksigen yang ada di udara bebas.

Contoh-contohnya antara lain menutup sumber api dengan karung atau handuk yang telah dibasahi air.  Hal ini dilakukan misalnya untuk pemadaman kompor  yang menyala tidak terkendali.  Disamping itu bisa digunakan pasir atau tanah untuk menimbun benda yang terbakar.   

Metoda isolasi ini banyak diterapkan untuk menciptakan alat-alat pemadam kebakaran portable,  misalnya pemadam api CO2,  Busa,  Bubuk Kimia Kering ( Dry Chemical Powder ).


Reaksi antara ke tiga elemen tersebut hanya akan menghasilkan suatu nyala api apabila kadar elemen-elemennya seimbang.  Bila salah satu elemen kadarnya berkurang,  maka nyala api akan padam dengan sendirinya.  




No comments:

Post a Comment